Mengkampanyekan Toleransi dan Keberagaman Bersama SADAP Indonesia


Perkumpulan Pemuda Satu Dalam Perbedaan atau yang dikenal pula dengan SADAP Indonesia merupakan komunitas anak muda di Kalimantan Barat yang fokus pada isu pendidikan toleransi dan keberagaman, HAM dan demokrasi serta kebabasan berekspresi. Komunitas yang dibentuk sejak tahun 2017 lalu ini masih aktif memberikan edukasi dan kampanye tentang toleransi dan keberagaman khususnya kepada generasi muda.   

Latarbelakang dibentuknya Perkumpulan SADAP Indonesia ialah karena sejarah panjang konflik suku dan etnis di Kalimantan Barat yang yang beberapa tahun kebelakang mengarah pada isu agama. Minimnya resolusi konflik dari peristiwa yang pernah terjadi menyebabkan stigma dan prasangka antar identitas terus bergulir hingga saat ini. Hal tersebut menyebabkan pula adanya segregasi sehingga berpotensi menyebabkan adanya konflik dengan peristiwa dan aktor baru dikemudian hari.  

Rio Pratama, Ketua SADAP Indonesia menyatakan bahwa hadirnya SADAP juga sebagai sarana dan ruang jumpa pemuda lintas identitas untuk mengurai prasangka dan stigma.  

“Kami fokus di SADAP untuk mengkampanyekan toleransi dan keberagaman. Menjadi ruang jumpa pemuda lintas iman dan ragam identitas untuk mengurai stigma dan prasangka, menjalin kerja dan kolaborasi untuk kebaikan diwaktu mendatang,” ujarnya. Selasa, (2/10/2024).  

Ia juga menambahkan bahwa berbagai pendekatan dan kegiatan turut dilaksanakan guna mendukung tercapainya tujuan mengkampanyekan toleransi dan keberagaman tersebut.  

“Dalam mengedukasi dan mengkampanyekan keberagaman, kami melakukan berbagai kegiatan mulai dari pemanfaatan media dan jejaring, kegiatan nobar dan diskusi rutin, kegiatan kunjungan rumah ibadah dan etnis hingga camp Temu Pemuda Lintas Iman,” tambahnya.  

Telah banyak anak muda yang terlibat dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan SADAP. Dari keikutsertaan tersebut, menjadi sarana untuk membuka sekat dan segregasi yang sebelumnya ada. 

“Menarik karena sebelumnya banyak anak muda yang tersegregasi dan memiliki stigma serta prasangka kepada identitas yang lain. Tapi setelah dipertemukan, diberi ruang untuk saling mengenal kemudian justru dapat berteman baik,” ujarnya.  

Lebih jauh, Rio berharap dengan adanya SADAP sebagai wadah dan ruang jumpa pemuda lintas iman dan ragam identitas. Anak muda dapat lebih dapat saling menghargai dan menghormati, tak saling berstigma dan berprasangka hingga tercipta kedamaian dan kolaborasi diwaktu mendatang. 

Tidak ada komentar