Menciptakan Fasilitator Media Sosial Perdamaian di Kalbar Melalui Workshop Konten Toleransi

Perkumpulan Pemuda Satu Dalam Perbedaan (SADAP) Indonesia didukung oleh Indonesia Untuk Kemanusiaan (IKa) menyelenggarakan workshop fasilitator sosial media perdamaian. Minggu, (13/10/2024). Kegiatan ini dilaksanakan di Foodist CafĂ©, Jalan. Gajahmada Pontianak dan diikuti oleh aktivis, pemuda lintas iman Kalbar serta siswa-siswi SMA di Pontianak dan Kubu Raya.  

Ketua SADAP Indonesia, Rio Pratama menjelaskan bahwa sejarah panjang konflik suku dan agama yang belum usai di Kalimantan Barat kerap kali menjadi pematik permasalahan khususnya menjelang pilkada. Hal ini semakin diperparah dengan kemudahan akses dan perkembangan sosial media sehingga berita bohong, fitnah dan kampanye hitam dimedia sosial kerap kali dijadikan senjata sehingga menyebabkan perpecahan. Kekhawatiran tersebut yang menjadi latarbelakang terselenggaranya kegiatan tersebut.  

Ia juga menambahkan bahwa membekali masyarakat khususnya orang muda tentang nilai-nilai toleransi serta teknik fasilitasi dalam menciptakan konten kreatif bertema perdamaian menjadi upaya yang dapat dilakukan guna meminimalisir menyebarnya konten yang menyebabkan perpecahan dimasyarakat.  

“SADAP ingin semakin banyak orang muda yang peduli dengan nilai toleransi dan keberagaman. Kemudian mengkampanyekannya melalui media kreatif agar semakin banyak orang yang teredukasi dan semakin toleran,” tambahnya.  

Magdalena Maslinda, pengurus harian SADAP Indonesia menyatakan bahwa dalam workshop ini, para peserta dibekali pengetahuan tentang konsep dari toleransi hingga teknik membuat konten perdamaian.  

“Kami menghadirkan dua aktifis perempuan dari Gusdurian dan Lembaga Bantuan Hukum untuk memfasiliasi peserta belajar mulai dari konsep, teknik hingga terakhir optimalisasi media sosial yang mengkampanyekan perdamaian,” uajrnya.  

Melalui kegiatan ini, Linda berharap agar tercipta banyak konten perdamaian dan alternatif informasi jika sewaktu-waktu banyak tersebar konten yang menyebabkan perpecaan dimasyarakat. 

“Menjelang pilkada ini, kami ingin semakin banyak tercipta konten yang menyejukkan. Menjadi alternatif informasi dan bahkan counter narasi jika barangkali nanti ada konten yang menyebabkan perpecahan,” harapnya.


Tidak ada komentar