Keragaman menjadi sebuah realitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berbangsa. Hal ini karena segala aspek dalam hidup manusia diwarnai oleh rupa dari keragaman itu sendiri. Oleh karena itu, keragaman harus dianggap penting dan senantiasa dirawat agar dapat terus selaras sehingga menciptakan situasi yang nyaman, menenangkan serta menyenangkan bagi semua golongan.
Sekolah dapat menjadi pintu masuk yang tepat dalam rangka mengajarkan nilai-nilai baik dari keragaman. Hal-hal yang majemuk tumpah ruah di sekolah, hal ini merupakan wujud konkret dari keragaman itu sendiri sehingga proses edukatif guna menciptakan kesadaran akan pentingnya persatuan melalui proses merawat keragaman dapat tercipta.
Tujuh dekade berdiri dan menjadi barometer pendidikan di Kalimantan Barat membuat SMA Negeri 1 Pontianak tidak hanya menekankan proses belajar yang teoritis sesuai dengan anjuran kurikulum yang terus berubah. Terdapat banyak proses yang menjadikannya terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat zaman.
Ada pula banyak penyesuaian dan kompromi hingga tidak hanya menjadikannya sebagai sekolah, namun juga menjadi rumah yang selalu dirindukan semua orang yang pernah berkecimpung didalamnya. Dalam menjadikannya sebagai sekolah yang besar dengan ragam prestasi serta lulusan yang memberi dampak serta kemajuan tidak hanya bagi Kalimantan Barat namun juga berbagai lini dan lingkup kehidupan tentu dicapai SMAN 1 Pontianak melalui kerjasama dan kolaborasi dari beragam golongan. Sumbangsih pikiran dan tenaga menjadikan sekolah ini terus maju dan bertumbuh sejak 70 tahun lalu dan menjadi sekolah yang diidamkan banyak siswa baru setiap tahunnya.
Dibangun dan dikembangkan oleh berbagai golongan menjadi kekuatan pertama yang dimiliki oleh SMAN 1 Pontianak. Hal lain yang turut menjadikannya semakin kuat ialah karena budaya yang saling mendukung, tidak menolak perubahan serta terbuka akan hal-hal baru selagi tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan makna dari pendidikan yang diusung sekolah itu sendiri. Lebih jauh, dominasi guru-guru serta tenaga pendidikan yang muda turut menjadi warna serta memberikan sumbangsih pemikiran yang terbuka, modern dan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Peluang lain berkaitan dengan keragaman ialah sekolah ini telah menyandang gelar sekolah inklusif. Dalam beberapa tahun terakhir, tidak hanya siswa dengan ragam suku dan agama serta identitas saja yang tergabung didalamnya. Namun, siswa dengan disabilitas fisik hingga tuli dapat turut menempuh pendidikan didalamnya. Hal ini turut didukung oleh fasilitas hingga kesadaran dan pemahaman guru yang diperoleh dari pelatihan baik yang diselenggarakan oleh sekolah layaknya in house training (IHT) hingga melalui edukasi dari pihak ketiga seperti organisasi/NGO yang difasilitasi untuk melakukan pelatihan atau sosialisasi secara komprehensif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keragaman yang kompleks akan selalu menjadi sebuah sumber kekuatan. Hal ini dapat pula menjadi tantangan karena ragam pola pikir, kemauan dan kehendak tumpah ruah didalamnya. Selain itu, cara pandang yang konsevatif dari sebagian golongan juga masih ada sehingga tidak jarang membuat proses perubahan yang dikendaki dilalui dengan cara yang tidak baik-baik saja. Ada adu argumentasi dan masalah lain yang dilalui.
Namun prosesnya menjadi sebuah dinamika dan pembelajaran yang memiliki arti besar bagi yang sudah melaluinya. Sebagai seorang guru, tentu harapan agar segala sesuatu yang telah ada dan baik tidak hanya sekadar dipertahankan namun juga terus dikembangkan kedepannya. Keragaman suku dan agama serta penerimaan terhadap disabilitas dapat berkembang dan memfasilitasi keragaman-keragaman lainnya serta segala macam cara pandang konservatif yang sudah tidak sesuai sebaiknya tidak dipertahankan.
Begitu pula dengan orang-orangnya yang kemudian dapat lebih berpikiran terbuka dalam menerima perbedaan. Saya menyadari bahwa menjaga keragaman merupakan sebuah keharusan dan sangat penting untuk dilakukan. Oleh karenanya, beberapa hal telah saya rancang dan lakukan baik diruang kelas dengan jumlah audiens yang terbatas, ataupun dalam lingkup yang lebih luas dengan pelibatan seluruh warga sekolah melalui proses merancang dan pelaksanaan kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan nilai keragaman itu sendiri.
Pertama, sebagai guru yang mengampu mata pelajaran sejarah muatan-muatan tentang persatuan, kolaborasi hingga keragaman cukup banyak yang dapat dielaborasi dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Sebut saja materi-materi tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, materi tentang ragam integrasi dan disintegrasi bangsa, peristiwa proklamasi dan lain sebagainya. Dari materi-materi tersebut pula, upaya dalam rangka mengelaborasi pembelajaran dengan nilai-nilai persatuan dan keragaman dapat dilakukan, baik secara konkret melalui penugasan maupun melalui refleksi diakhir pembelajaran.
Kedua, sebagai pembina ekstrakurikuler fotografi dan videografi. Salah satu bentuk program kerja siswa tentu menghasilkan karya-karya berbentuk foto dan juga video. Adapun tema dalam mini proyek yang harus dihasilkan ialah mencakup tentang keragaman suku dan agama, lingkungan hidup hingga kesetaraan gender. Hasil dari mini proyek ini biasanya akan ditampilkan dalam tilik karya, nobar dan diskusi dengan dihadiri guru-guru juga siswa. Selain sebagai cara mengimplementasikan pemahaman tentang keragaman, hal ini juga sekaligus upaya campaign tentang keragaman yang diproduksi dari siswa melalui ektrakurikuler yang dipilihnya.
Ketiga, membuat MOU dan kerjasama dalam mendukung pemahaman melalui edukasi dan kampanye tentang toleransi dan keragaman. Selain sebagai guru, kapasitas sebagai ketua organisasi yang bergerak pada isu toleransi dan keragaman bernama Perkumpulan Pemuda Satu dalam Perbedaan (SADAP) Indonesia saya manfaatkan sebaik-baiknya guna mendukung terciptanya sekolah yang toleran ditengah kompleksnya perbedaan. Oleh karenanya, sejak 2022 lalu, komunitas ini menjalin kerjasama yangmana isi perjanjiannya komunitas ini diberi akses untuk memberikan edukasi tentang toleransi, keragaman, ragam kesetaraan hingga kampanye melalui produksi karya jurnalistik yang kemudian dapat disebarkan kepada khalayak ramai.
Keempat, sebagai admin media sosial sekolah saya memiliki keleluasaan untuk memproduksi konten dan membagikan ragam informasi kapanpun dan dengan topik apapun. Hal ini pula yang kemudian saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk terus menyebarkan edukasi dan kampanye keragaman baik melalui Instagram hingga website sekolah. Upaya-upaya tersebut diatas telah saya lakukan. Tugas selanjutnya adalah menjangkau lebih banyak orang agar dapat terlibat dan terpapar akan pesan-pesan yang diberikan.
Dalam upaya ini pula, saya senantiasa semakin mengaktifkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada disekolah, hal tersebut dapat menjadi pintu masuk agar dapat memberikan saran dan atau masukkan dalam setiap proses perencanaan kegiatan dan memasukkan nilai keragaman agar semakin banyak menjangkau orang dapat terjadi. Prosesnya memang melelahkan, namun dapat dijalani dengan penuh kebahagiaan.
Tidak ada komentar