Rombongan
SMAN 1 Pontianak berjumlah 410 orang yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan
tenaga kependidikan, perwakilan orang tua serta siswa-siswi melakukan lawatan
sejarah ke Makam Juang Mandor. Sabtu, (4/3/2023). Lawatan ini dilakukan dalam
rangka belajar sejarah lokal tentang masa pendudukan Jepang di Kalimantan Barat
sekaligus bentuk pengayaan dari materi pembelajaran sejarah yang ada di kelas.
Sejarah
lokal menjadi materi yang kurang tercover dalam kurikulum yang ada, namun dalam
praktiknya pemerintah memberikan keleluasaan bagi guru dan satuan pendidikan
menyampaikan muatannya dalam proses pembelajaran. Berkunjung ke Makam Juang
Mandor menjadi bentuk implementasi yang dilakukan oleh guru-guru sejarah yang
ada di SMAN 1 Pontianak.
Lawatan
Sejarah ke Makam Juang Mandor merupakan kegiatan rutin tahunan yang selalu
dilakukan oleh siswa-siswi SMAN 1 Pontianak setiap tahunnya. Adapun targetnya
adalah siswa-siswi kelas XI yang sedang belajar tentang masa pendudukan Jepang.
Kepala
Sekolah SMAN 1 Pontianak dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi besar kepada
semua pihak yang telah mendukung berlangsungnya lawatan sejarah tersebut. Ia
juga menuturkan, dengan berkunjung dan atau melakukan lawatan sejarah ini
diharapkan dapat menumbuhkan jiwa dan semangat kebangsaan.
Rio
Pratama, guru sejarah SMAN 1 Pontianak juga mengungkapkan pentingnya melakukan
lawatan sejarah ke Makam Juang Mandor.
“Peristiwa
Mandor menjadi sejarah kelam khususnya pada masa pendudukan Jepang di
Kalimantan Barat. Walaupun dianggap sebagai sejarah lokal, Peristiwa Mandor
adalah bagian dari sejarah nasional yang seharusnya diketahui generasi muda
agar dapat belajar dari peristiwa yang telah terjadi,” ungkapnya.
Apresiasi
terlihat dari ratusan siswa dan siswi yang berkunjung ke lokasi Makam Juang
Mandor tersebut. Setibanya di lokasi, ratusan siswa-siswi mendengarkan materi
dari juru kunci di lokasi monumen sembari melihat diorama peristiwa yang terpampang.
Setelahnya, dipandu pengurus makam, siswa diajak menyusuri satu persatu makam juang mulai dari makam pertama hingga makam ke sepuluh yang diyakini menjadi tempat persemaiaman para raja dan panembahan serta golongan cendikiawan yang menjadi korban Jepang.
Tidak ada komentar