Implementasi
kurikulum merdeka belajar tengah
Pada penerapannya kini, SMAN 1 Pontianak
menjadi satu dari beberapa sekolah di Kalimantan Barat yang dipercaya
memberlakukannya. Guru-guru khususnya pengampu mata pelajaran kelas X yang pada
tahun pertama ini mulai menerapkan sistem baru ini didorong untuk mengembangkan
proses pembelajaran yang lebih merdeka tidak hanya bagi dirinya namun juga bagi
siswa-siswi yang ada.
Terdapat beberapa penyempurnaan pada
kurikulum merdeka dari kurikulum-13 yang sebelumnya diberlakukan. Seperti tidak
adanya Kurikulum Dasar (KD) dan Kurikulum Inti (KI) serta menggantinya menjadi
Capaian Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang disesuaikan
dengan fase pendidikan, selain itu diterapkannya pula diferensiasi belajar guna
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan siswa, hingga ada pula Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila yang mendorong siswa untuk dapat menjadi pelajar yang
berpijak pada nilai-nilai pancasila melalui berbagai proyek yang disusun oleh
satuan pendidikan.
Diferensiasi Proses dan Produk
Belajar dengan diferensiasi berarti
dalam prosesnya siswa diberi kebebasan untuk dapat mengikuti alur belajar
sesuai dengan minat dan bakat serta ketertarikan yang dikehendaki, walaupun
demikian tentunya tetap sejalan dengan capaian pembelajaran yang ada. Siswa
dapat memahami materi dan sekaligus melakukan implementasi dengan cara-cara
yang menyenangkan hingga tercapainya merdeka belajar sesuai dengan ketentuan
yang ada.
Proses belajar secara merdeka dengan
pendekatan diferensiasi juga diberlakukan pada mata pelajaran sejarah di SMAN 1
Pontianak yang diampu oleh Rio Pratama. Pada setiap capaian pembelajarannya,
guru senantiasa menyiapkan metode dan media pembelajaran yang menyenangkan,
memanfaatkan perkembangan teknologi dan hingga memberikan refleksi dan
pendekatan sesuai dengan relevansi kehidupan sehari-hari.
Walaupun penerapannya masih baru, Rio
biasa ia disapa mengaku mengapresiasi penerapan kurikulum merdeka belajar saat
ini.
“Jika diposisikan sebagai siswa, saya
tentu akan menyukai penerapan kurikulum ini karena implemetasinya jauh berbeda
dari yang saya jalani saat sekolah dulu. Kemudian jika diposisikan sebagai
guru, saya menyukai penerapan ini karena guru diberi kebebasan dalam mengajar
dan berkreasi sesuai dengan kebutuhan siswa yang sebelumnya telah dianalisis
melalui pendekatan asesmen diagnostk diawal semester,” ujarnya Kamis,
(26/5/2022).
Ia tidak menampik bahwa masih perlu
banyak belajar dan mendapatkan peningkatan kapasitas karena dalam beberapa hal
masih mengalami kesulitan, namun kendala tersebut selalu dapat diatasi dan
terdapat jalan keluarnya.
“Ketika menerapkan sistem baru, pada
awalnya sempat mengalami kesulitan. Terlebih ketika siswa diberi kemerdekaan
dalam belajar melalui diferensiasi. Dalam memfasilitasi pembelajaran, terkadang
dapat mempersiapkan lebih dari dua rubrik penilaian dan lain sebagainya, namun
seiring waktu dan terbiasa sehingga saat ini tidak terlalu sulit secara
pelaksaannya,” jelasnya.
Pada proses pembelajarannya, Rio memberi
kebebasan siswa dalam berkreasi. Diferensiasi diberlakukan sesuai dengan minat
dan bakat siswa sehingga penerapan diferensiasi kemudian diberlakukan pada
tahap proses dan juga produk yang dihasilkan.
Ia memberi contoh, misal pada ATP akhir
semester II yang disediakan oleh pemerintah pada mata pelajaran sejarah, siswa
diinstruksikan untuk membuat video dengan tema asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia. Walaupun produk yang dihasilkan siswa dalam proyek ini secara
keseluruhan adalah video, namun ia tidak memberikan intervensi kepada
siswa-siswanya jenis video seperti apa yang akan dibuat oleh siswanya, semua
diserahkan sesuai dengan kesepakatan kelompok siswa yang diampunya sehingga
berbagai jenis video dengan capaian tema yang disediakan oleh pemerintah dapat
dibuat.
Selain itu, secara proses dalam proyek
yang diberikannya juga terdapat nilai diferensiasi. Pembagian tugas atau peran
dalam proyek diberikan sesuai dengan minat masing-masing siswanya, sehingga
dalam proyek video tersebut, peran siswanya sangat beragam dan juga adil.
“Ada yang bertugas menjadi kameramen,
editor, voice over, penulis naskah
materi, ada yang tampil dalam gambar dan lain sebagainya. Tidak ada kewajiban
setiap orang punya jobdesk yang sama, asal semua memiliki peran. Tugas guru
memastikan proses dan progress berjalan sembari membimbing dan menjadi
fasilitator yang baik” ujarnya.
Tanggapan Siswa
Belajar secara merdeka sesuai dengan
minat tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap siswa. Oleh karenanya,
tanggapan baik juga tentu dihaturkan oleh siswa yang telah melaksanakan proses
ini.
Akram, siswa kelas X SMAN 1 Pontianak
saat ditanya tanggapannya mengaku lebih senang belajar dengan cara dan
pendekatan saat ini dibanding dengan cara yang sebelumnya didapatkannya.
“Biasanya belajar banyak yang cuma
mendengarkan ceramah, kalau ada tugas juga tugasnya sama semua, peran dalam
tugas juga sama semua. Jadi saat sekarang seperti ini, jauh lebih menyenangkan
proses belajarnya,” ucapnya.
Hal serupa diucapkan Della, siswi kelas X di SMAN 1 Pontianak ini juga mengaku lebih suka belajar dengan penerapan diferensiasi dan merdeka belajar karena lebih menyenangkan, tidak terburu-buru materi dan lebih dapat mengeksplore kemampuan dirinya.
wah keren nih kalau ada guru sejarah sekeren ini. Karena bisa mengajarkan sejarah dengan baik, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.
BalasHapusmasa sekolah salah satu mata pelajaran yang aku sukai yaitu mata pelajaran sejarah, lalu seneng nih guru sejarah metode belajarnya begini dengan pendekatan
BalasHapusaku paling malas belajar sejarah, eh pas duduk di SMP, ketemu guru yang asyik ngajar sejarah, duh itu sampai sekarang aku punya impian terpendam pengen jadi ahli sejarah Islam loh huhu
BalasHapusKurikulum harus dibuat sesuai kebutuhan dan emang ngga boleh monoton ya kak. Harus selalu ada inovasi supaya bisa terus berkembang pesat dan mencerdaskan
BalasHapusDulu pas SMA tiap pelajaran sejarah rasanya pengen cepet-cepet selesai, 1 jam aja rasanya lama banget. Pelajaran satu ini emang harus dibuat semenarik mungkin ya
BalasHapusAnak2 pasti sneng belajar dengan guru yang memiliki sistem pengajaran yang menarik kaya gini apalagi untuk pelajaran sejarah yg kadang bkin ngantuk kalo gurunya hanya menerangkan saja
BalasHapusAku maklum sih kalau para siswa lebih menyukai kurikulum belajar mandiri sesuai minatnya. Dengan begitu, siswa nggak akan merasa terpaksa saat belajar. Kan udah sesuai minatnya masing-masing. ☺
BalasHapusPastinya dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan gaya belajar anak-anak pelajaran pasti jadi mudah diserap. Kaya dulu guru sejarahku enak neranginnya, jadi cukup masuk ke otakku hehe, apalagi kalau cara ngajarnya ala guru seperti bapak Rio ini pasti lebih teringat di hati
BalasHapusSeneng ini para siswa dapat kebebasan mana yang memang sesuai minat dan bakat mereka, sehingga bisa diasah untuk jadi bekal saat nanti lulus ya
BalasHapusTantangan besar buat aku sebagai orang tua kedepannya mau proses belajar mengajar yang bagaimana karena kurikulum yang diterapkan pasti berbeda. Anaknya sekolah mak bapaknya juga harus ikutan sekolah 🥴
BalasHapusSeru dan menyenangkan ya kalau proses kegiatan belajar seperti ini, semoga bisa diterapkan di banyak sekolah lainnya juga
BalasHapusBiasanya pelajaran sejarah tuh membosankan karena murid hanya diberikan hapalan tanpa tau gunanya untuk apa. Dengan metode baru melalui pendekatan ini, belajar sejarah sekarang jadi menarik dooongg... Memang harus gini nih untuk mendampingi anak-anak sekarang, biar mereka tetap mengenang sejarah dengan cara yang mengasyikkan. Good job, Pak Guru Rio.
BalasHapus