Bujangadau - Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Negara
yang terdiri dari gugusan kepulauan dengan kuantitas lebih dari 17.000 km
persegi ini dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku, ras, agama dan golongan
kepercayaan hingga adat istiadat yang beragam dan tersebar diseluruh wilayah
yang ada, salah satunya ialah di Kabupaten Sintang.
Dikutip
dari sintangkab.bps.go.id menuliskan bahwa Kabupaten Sintang merupakan daerah
tingkat II di Provinsi Kalimantan Barat. Daerah yang dilalui oleh dua sungai
besar yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi ini juga sekaligus salah satu
kabupaten dengan luas wilayah ketiga terbesar di Kalimantan Barat. Secara
administratif pemerintahan Sintang terdiri atas 14 kecamatan yang terbagi
menjadi 39 desa dan 16 kelurahan.
Selain
wisata alam Bukit Kelam, banyak hal menarik yang ada di Sintang, salah satunya
ialah permainan tradisional Cak Asin. Cak Asin berasal dari kata “Cak” yang
artinya Siap dan “Asin” yang artinya Selesai. Bentuk permainan ini memiliki
persamaan dengan Gobak Sodor yang ada di Jawa, bedanya hanya terletak pada
penamaannya saja.
Martinur Bomber, berfoto di kaki Bukit Kelam |
Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan dengan kakek Martinur Bomber (64 tahun) mengungkapkan bahwa Cak Asin merupakan
permainan yang telah ada dari zaman nenek moyang, namun kapan secara pasti (dalam periode tahun) telah
ada ia sendiri tidak mengetahuinya. Dahulu, permainan ini digunakan sebagai
sarana bermain dan menghibur diri bagi anak-anak maupun remaja yang ada di
Sintang. Permainan ini membawa kebahagiaan bagi anak-anak yang biasanya
disertai dengan tertawa yang nyaring dan berteriak dengan sangat puas karena
senangnya. Anak-anak bebas berlari, ada yang hanya menggunakan celana atau
sarung kesana dan kemari hingga badan
dan ketiaknya basah.
Cak
Asin dimainkan juga guna mengusir rasa bosan.Tidak hanya laki-laki, anak
perempuan juga ikut memainkannya. Ayah dan ibu atau pasangan suami istri dan orang-orang
ikut mengerumuni lapangan untuk ikut menyaksikan pertandingan atau permainan Cak
Asin ini. Ada pula yang menyaksikan dari jendela rumah sambil menjahit, menyulam
hingga menganyam daun kelapa.
Ketika
hendak memainkan permainan ini, biasanya anak-anak akan saling memanggil satu
sama lain, mereka yang mendengar walaupun
ketika sedang tidur secara sembunyi-sembunyi keluar guna mengikuti permainan
ini. Dengan cerdiknya, mereka menggunakan kemampuan membaca keadaan agar orang
tua mereka tidak memarahinya. Terlebih mereka
yang handal dalam permainan ini, tidak sah rasanya jika tidak ambil
bagian guna mengalahkan musuh walaupun harus sembunyi-sembunyi melewati samping
rumah hingga hutan kecil serta menepi jatuh bangun sampai terbaring-baring
hingga merasakan sakit agar menjadi yang paling cepat sampai ke lapangan. Ingat
Kakek Martinur Bomber sambil tertawa saat diwawancarai.
Salah
satu lokasi tempat permainan Cak Asin di Sintang ialah disekitar Bukit Kelam.
Bermain Cak Asin tidak hanya saat cuaca cerah saja melainkan juga saat musim
penghujan sehingga lapangan becek penuh lumpur. Hal ini membuat telapak tangan hingga
lutut mereka menjadi kotor namun tetap tidak mengurangi rasa kebahagiaan yang
ada.
Permainan
Cak Asin juga menunjukkan kesederhanaan serta keselarasan dalam strata sosial
kehidupan bermasyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tidak begitu mengikatnya
permainan ini sehingga dapat dimainkan oleh semua golongan baik para bangsawan
hingga masyarakat biasa. Biasanya, untuk memainkan permainan ini tidak
memerlukan barang yang sulit ditemukan, seseorang hanya perlu menyiapkan abu. Abu
ini biasa diambil dari bekas perapian milik ibu yang saat itu masih memasak
menggunakan kayu bakar di dapur. Selain menggunakan abu, bisa juga langsung mencari
dan memotong kayu menggunakan parang kemudian digunakan untuk menggaris lapangan yang luas.
Cara Memainkan Permainan Cak Asin
Sama
halnya dengan permainan-permainan tradisional lainnya, tidak sulit untuk
memainkan Cak Asin, diantaranya sebagai berikut:
- 1. Mulailah
dengan membuat garis jaga pada lapangan yang luas. Garis ini secara bentuk sama dengan lapangan bulu tangkis. Namun,
untuk bermain Cak Asin garis jaga tidak memerlukan garis rangkap. Garis ini harus sebisa mungkin dijaga atau ditutup dan
kemudian dijadikan lokasi untuk mengusir tim lawan atau musuh agar tidak dapat
melewatinya.
- 2. Untuk
memainkan Cak Asin, harus ada dua tim berbeda yang terdiri dari satu tim jaga
dan satu tim lawan. Jumlah anggota pertim disesuaikan dengan jumlah anak yang
ada saat itu, semakin banyak anak maka jumlah pemain dan garis yang dibuat juga
semakin banyak.
- 3. Tim
jaga harus memastikan agar tim lawan tidak bisa masuk dan melewati garis yang
dibuat. Apabila tim lawan berhasil berbalik
dan kembali pulang ke garis awal maka tim lawan dianggap menang sehingga hal
tersebut jangan sampai terjadi.
- 4. Tim lawan tidak boleh tersentuh oleh tim jaga, apabila tim jaga berhasil menyentuh tim lawan maka tim lawan dianggap mati dalam permainan. Agar tidak mati, berbagai cara mulai dari melempar diri hingga berlari kencang sehingga tampak terbang bisa dilakukan, tergantung strategi masing-masing.
Manfaat Permainan Cak Asin
Kakek Martinur Bomber menyatakan bahwa tujuan utama dalam
memainkan Cak Asin ialah hanya untuk berolahraga dan bersenang-senang. Namun,
selain itu masih banyak manfaat lainnya, yaitu sebagai berikut:
- 1. Meningkatkan
ketangkasan
- Dalam permainan Cak Asin, sangatlah diperlukan ketangkasan bagi setiap anggota tim. Terlebih untuk tim lawan, jika anggota tim lawan tidak memiliki ketangkasan sehingga posisinya terlalu dekat dengan tim jaga atau pergerakannya terlalu lambat maka dipastikan ia tidak akan dapat menghindari kejaran dari tim jaga. Jika hal ini terjadi maka otomatis posisinya akan mati dan kalah dalam permainan yang mengakibatkan terjadinya pertukaran posisi dalam permainan tersebut.
- 2. Melatih
Kepemimpinan
- Dalam permainan Cak Asin diperlukan koordinasi yang
baik jika ingin kepentingan tim nya tercapai, untuk itu dibutuhkan juga pola
mengatur bagaimana proses pergerakan dari masing-masing pemain. Diperlukan pemimpin yang dapat mengarahkan anggotanya
agar dapat bergerak dengan benar dan tepat. Misalnya bagi tim lawan agar dapat sampai ke garis finis tanpa
tersentuh oleh tim jaga dan tidak keluar dari garis yang telah dibuat. Baik antara pemimpin dengan yang dipimpin juga harus terdapat keyakinan
dan kepercayaan yang baik agar tidak terjadi perkelahian jika gagal dalam
penyusunan strategi.
- 3. Melatih Kemampuan Otak
- Dalam permainan Cak Asin, kemampuan otak juga sangat. diperlukan Setidaknya terdapat dua hal penting yang harus diingat dalam hal ini terutama bagi tim jaga yang harus mengasah dan menumbuhkan kemampuan otak agar lebih cepat dan sering berfikir sehingga mendapatkan ide untuk dapat menangkap tim lawan. Sedangkan bagi tim lawan, mereka harus mengasah otak untuk mencari strategi yang tepat sehingga dapat melewati tim jaga dan dapat kembali pada garis awal agar dapat dianggap menang.
- 4. Kerjasama
dalam Tim
- Dalam permainan Cak Asin terdapat dua tim yaitu tim jaga dan tim lawan yang masing-masing terdiri dari beberapa orang. Baik tim jaga dan tim lawan memiliki tugas masing-masing. Tim jaga bertugas menjaga agar tim lawan tidak dapat menyentuh garis finis dan tim jaga bertugas mencapai garis finis jika hendak memenangkan permainan. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik dari masing-masing tim jika ingin kepentingan tim nya tercapai.
Cak Asin Saat Ini
Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, turut berdampak pula kepada pola hidup masyarakat utamanya
generasi muda. Kini, permainan-permainan menggunakan baterai sudah sangat mudah
ditemukan. Belum lagi dengan permainan daring yang kini tidak kalah digandrungi
oleh generasi muda karena dianggap keren dan kekinian. Jika dahulu para remaja senang
memainkan permainan tradisional yang melibatkan banyak orang sehingga berdampak
pada kehidupan sosial yang baik, kini hal itu mulai perlahan ditinggalkan.
Perkembangan zaman ini juga perlahan menggerus eksistensi Cak Asin sebagai
permainan tradisional dari Sintang yang sudah jarang dimainkan pula oleh
anak-anak dan generasi muda Sintang masa kini. Hari ini, kemarin dan atau lusa,
Cak Asin tidak akan kita lihat lagi keberadaannya jika tidak dimulai dengan
kesadaran untuk melestarikannya.
Mengingat banyaknya manfaat pada permainan tradisional seperti halnya Cak Asin ini, sangat penting bagi kita semua untuk bersama-sama melestarikannnya. Hal ini perlu dilakukan agar permainan rakyat yang telah ada dari zaman dahulu dapat tetap lestari dan tetap dapat dimainkan oleh generasi penerus suatu saat nanti. Meningkatkan kecintaan dan rasa bangga akan kebudayaan serta permainan rakyat tradisional sejatinya dapat dimulai dari sekarang tanpa menunda nanti agar tidak hilang ditelan zaman.
Referensi
Tidak ada komentar