Bujangadau – Apakah kamu termasuk orang yang menyukai
olahraga balap? Jika iya berarti kita sama. Namum, bedanya mungkin dapat
terletak pada jika kamu sekaligus mempraktekkan dengan cara mengendarai sepeda
motor sedangkan aku sebatas menyaksikan saja. Haha, namun tak apa, yang penting
kita punya hobi yang sama dalam hal olahraga balap.
Ya, balap menjadi hal
yang sangat digandrungi oleh banyak orang, seperti halnya olahraga bola dan
juga bulu tangkis. Balap juga memiliki banyak penggemar. Walaupun tergolong
aktifitas ekstrem yang memacu adrenalin namun hal ini tidak membuat para rider
balap gentar, bahkan semakin apik seorang rider dalam memacu kendaraan maka
semakin banyak pula orang yang akan menjadi fans nya.
Indonesia juga punya
pebalap-pebalap handal. Salah satunya yang tergabung dalam Astra Honda Racing
Team yang juga selalu memberikan performa terbaik serta prestasi-prestasi
membanggakan dalam setiap laganya. Bahkan, perawakan yang keren dan wajah yang
tampan rupawan juga biasanya menjadi nilai lebih bagi dirinya. Namun, tahukah
kamu jika berbicara tentang balap tidak semerta-merta hanya sekedar menarik
pedal gas saja? Yup, merawat baju balap juga menjadi hal penting dan
menyenangkan bagi para pebalap seperti dalam artikel dibawah ini.
Musim balap tahun
2020 masih rehat sejenak. Tapi para pebalap muda kebanggaan Bangsa yang
tergabung dalam Astra Honda Racing Team (AHRT) selalu mempersiapkan diri. Mulai
dari kebugaran tubuh, mental, hingga pernik pendukung lain. Tak terkecuali,
wearpack (baju balap) yang lama menggantung.
Baju balap menjadi
salah satu hal penting yang harus dipersiapkan, sebagai antisipasi jika balapan
kembali dihelat. Karena lama tak dipakai, para pebalap punya trik atau cara
khusus agar penutup tubuh tersebut tetap terawat, nyaman dan siap pakai, serta
tentu saja bersih.
Herjun Atna
Firdaus, pebalap 15 tahun asal Pati, Jawa Tengah, mengaku punya tiga jurus agar
baju balapnya siap pakai setiap saat. Selain menjemurnya setelah pemakaian, dia
menyiapkan tempat penyimpanan khusus yang tidak lembab, dengan harapan jamur
menjauh. ”Saya juga selalu menyemprotnya dengan pewangi,” ucap Herjun yang
tahun ini terjun di Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production
(AP) 250 itu.
Cara yang lebih
kompleks dilakukan Lucky Hendriansya. Pebalap yang juga turun di ARRC kelas
AP250 tersebut rajin melakukan beberapa hal terkait wearpack agar tetap nyaman
dan selalu siap pakai. Menjadi kebiasaan pemuda asal Sidrap, Sulawesi Selatan
itu untuk tak mencuci baju balap. Dia hanya membersihkannya menggunakan lap
basah setelah pemakaian.
”Tapi
sebelumnya, saya selalu menyemprot angin (bertekanan tinggi/ menggunakan
kompresor) pada bagian dalamnya. Setelah itu, bahan kulitnya dibersihkan pakai
leather lotion care. Kalau jeda lama seperti sekarang, saya simpan di ruangan
yang tak terkena matahari langsung dan tak lembab,” jelas Lucky.
Trik hampir sama
dilakukan Rheza Danica Ahrens, pebalap yang tahun ini masih turun di kelas SS600
ajang ARRC. Langkah pertama yang selalu dilakukannya terkait perawatan baju
balap adalah sebisa mungkin mengeringkan bagian dalam yang terkena keringat.
Bisa dengan cara didiamkan atau dijemur, atau bisa juga dengan memberi
semprotan angin bertekenan tinggi.
Langkah lain
yang membedakan cara Rheza dengan yang lain adalah membersihkan bagian luar
yang berbahan kulit dengan bahan khusus agar debu atau jamur tak menempel.
Caranya bisa dengan dilap atau disikat pelan.
”Setelah semua
proses itu, kalau tidak dipakai lama seperti saat ini, saya selalu memberinya
pelembab agar bagian kulit tetap lentur saat akan dipakai. Nah, bagian dalamnya
setelah kering disemprot dengan pewangi dan anti bakteri,” ujar Rheza
Tidak ada komentar