BujangAdau – Berawal
dari resolusi kecil yang ditulis pada sebuah sticky note berwarna hijau muda serta tertempel erat di dinding
kamar. Tulisannya sangatlah sederhana “2017
TERBANG KE BALI” yang akhirnya berbuah senyum manis melalui terealisasinya
resolusi tersebut hampir pada akhir tahun ini. Walaupun tidak 100% jalan-jalan,
tapi terbang ke Bali adalah salah satu resolusi yang terealisasi dengan
kuantitas kepuasan nyaris sempurna.
Oke,
sebelumnya biar aku ceritakan dahulu mengapa bisa sampai melintang pukang ke
Bali. Terlepas dari impian jalan-jalan memenuhi hasrat si Bujang Adau, sang traveller yang hobinya jalan-jalan dengan budget seadanya. Aku terbang ke Bali
untuk memenuhi undangan Seminar Nasional dan Musyawarah Nasional Ikatan
Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI) di Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Udayana. Bertemu dengan kawan-kawan baru dengan kualitas organisasi
yang luar biasa dari seluruh Indonesia, ku akui kegiatan ini adalah kegiatan
luar biasa yang rutin dilaksanakan oleh Ikahimsi setiap periodenya. Lupakan
pembahasan ini sejenak, dan mari masuk kepada istimewanya Bali, surganya
pariwisata dunia yang ada di Indonesia.
Tidak
perlu ku ceritakan keberangkatan dari Supadio, Pontianak menuju Bandara Juanda,
Surabaya yang nyaris ketinggalan pesawat akibat rekan ku on the way menuju bandara tidak tepat waktu, bisa jadi karena kota
besar layaknya Pontianak atau yang lebih dikenal dengan ibu kota provinsi dari
Kalimantan Barat ini mengalami kemacetan akibat hiruk-pikuk kendaraan atau
entah karena apa. Apapun, yang pasti menunggu dibawah tekanan adalah “Menyebalkan”.
Tiba
di Bandara Juanda, Surabaya perjalanan dilanjutkan menuju I Gusti Ngurah Rai,
Bali. Setelah terbang dengan pemadangan laut dan pegunungan. Kami sampai ke
Bali dengan selamat, sehat wal-afiat tanpa kurang suatu apapun.
Menginjakkan
kaki di Pulau Dewata, mata langsung dimanjakan dengan arsitektur-arsitektur
bangunan khas Bali yang masih sangat lekat akan budaya. Berjejar dengan indah
pura-pura serta pemandangan penduduk yang berpakaian tradisional dengan udeng putih sedang melakukan sembahyang.
Benar-benar pemandangan paling indah yang langsung menyambut kedataangan ku di
Pulau Dewata ini.
Bali
memang mempesona, pulau cantik yang sudah sangat dikenal di belahan dunia ini
memang sangat indah. Tidak hanya karena wisata alamnya, namun juga wisata
budaya yang masih sangat kental serta terjaga hingga kini. Ditambah dengan
keramahan masyarakatnya yang hidup saling berdampingan dengan kuantitas
mayoritas beragama Hindu.
Hampir
semua bangunan memiliki atau dilengkapi corak dan arsitektur khas Bali. Mulai
dari gedung sekolah, gedung pemerintahan, hingga pusat perbelanjaan pun sama.
Selain itu, selain terkenal toleransi dan keramahannya. Masyarakat Bali juga
tampak manis-manis baik laki-laki maupun perempuannya. Apalagi jika sudah
mengenakan pakaian tradisonal dengan menyisipkan bunga di telinga. Terakhir
sebelum mengakhiri tulisan ini aku mengajakmu untuk lebih mencintai pariwisata di Indonesia. Tidak perlu keliling dunia, karena Indonesia punya semuanya.
Sengaja Aku Meninggal Rasa, Agar Kelak Ada Alasan Yang Akan Membawa ku Kembali ke Sini. Pulau Dewata, Bali Indonesia
Tidak ada komentar